Sandiaga Uno Tantang Grand Finalis MCI 8 Bikin 2 Hidangan Nusantara Berbeda
loading...
A
A
A
JAKARTA - Grand Final MasterChef Indonesia Season 8 mempertemukan Nadya dan Jesselyn. Di babak ini, Sabtu (28/8), mereka harus memasak hidangan khas nusantara. Dalam rangka memperdalam pemahaman budaya para peserta dan penonton, galeri MCI 8 kedatangan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno.
Baca juga: Nadya dan Jesselyn Kembali Beradu Kemampuan di Grand Final MCI 8
Kedatangan salah seorang sosok penting di pemerintahan, para peserta pun terkejut bukan main. Chef Juna sendiri tak dapat menutupi rasa kagumnya. "Dalam 10 tahun saya di sini, baru musim kedelapan ini kedatangan menteri," ujarnya.
"Jujur enggak nyangka kedatangan tamu seorang menteri. Pressure-nya jadi semakin tinggi," aku Nadya.
Melihat wajah-wajah tegang para kontestan, Menparekraf Sandi pun berusaha mencairkan suasana. "Tarik napas, jangan tegang," tawanya sambil mencoba melontarkan dua buah pantun, yang rupanya berhasil menurunkan rasa tegang para peserta, dan disambut gelak tawa para juri. "Saya mau bales tapi enggak pinter pantun," tawa Chef Juna.
Setelah suasana sedikit cair, Sandiaga pun mengumumkan tantangan yang kali ini akan dihadapi para grand finalist. Membuka ajang Grand Final, Nadya dan Jesselyn ditantang untuk memasak tak hanya satu, tapi dua hidangan nusantara yang berbeda.
Hidangan pertama yang harus mereka garap adalah naniura, olahan ikan tanpa dimasak yang datang dari daerah Toba, Sumatera Utara. Sedangkan masakan kedua ditentukan lewat sebuah undian fishbowl, dimana Nadya mendapatkan menu Taliwang dari Lombok dan Jesselyn mendapatkan Woku dari Sulawesi Utara.
Ditantang memasak dua hidangan dalam waktu 60 menit, tekanan di bahu Nadya dan Jesselyn terasa semakin berat saja; bertempur dengan kontestan terbaik MCI8, menggarap dua menu yang belum pernah mereka buat, dengan waktu yang sangat terbatas, di depan seorang Menteri pula.
Baca juga: Nadya dan Jesselyn Kembali Beradu Kemampuan di Grand Final MCI 8
Kedatangan salah seorang sosok penting di pemerintahan, para peserta pun terkejut bukan main. Chef Juna sendiri tak dapat menutupi rasa kagumnya. "Dalam 10 tahun saya di sini, baru musim kedelapan ini kedatangan menteri," ujarnya.
"Jujur enggak nyangka kedatangan tamu seorang menteri. Pressure-nya jadi semakin tinggi," aku Nadya.
Melihat wajah-wajah tegang para kontestan, Menparekraf Sandi pun berusaha mencairkan suasana. "Tarik napas, jangan tegang," tawanya sambil mencoba melontarkan dua buah pantun, yang rupanya berhasil menurunkan rasa tegang para peserta, dan disambut gelak tawa para juri. "Saya mau bales tapi enggak pinter pantun," tawa Chef Juna.
Setelah suasana sedikit cair, Sandiaga pun mengumumkan tantangan yang kali ini akan dihadapi para grand finalist. Membuka ajang Grand Final, Nadya dan Jesselyn ditantang untuk memasak tak hanya satu, tapi dua hidangan nusantara yang berbeda.
Hidangan pertama yang harus mereka garap adalah naniura, olahan ikan tanpa dimasak yang datang dari daerah Toba, Sumatera Utara. Sedangkan masakan kedua ditentukan lewat sebuah undian fishbowl, dimana Nadya mendapatkan menu Taliwang dari Lombok dan Jesselyn mendapatkan Woku dari Sulawesi Utara.
Ditantang memasak dua hidangan dalam waktu 60 menit, tekanan di bahu Nadya dan Jesselyn terasa semakin berat saja; bertempur dengan kontestan terbaik MCI8, menggarap dua menu yang belum pernah mereka buat, dengan waktu yang sangat terbatas, di depan seorang Menteri pula.
(nug)